Misteri Bangunan Gotik Sayidan

Siluet Bangunan Gotik Gondomanan
Beberapa waktu belakangan sempat viral di media sosial sebuah bangunan kuno mirip gereja bercorak gotik di daerah Sayidan, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta. Banyak simpang-siur terkait sejarah dari bangunan yang saat ini sedang viral tersebut, ada tang mengatakan bengunan tersebut adalah gereja yang lama ditinggalkan, hingga kisah mistis namun dari sumber yang terkuat berasal dari warga sekitar menyebutkan bahwa bangunan tersebut bukanlah gereja yang selama ini disangka oleh kebanyakan orang.

Pemandangan dari Jl. Brigjen Katamso














Suasana dari Luar Pagar

Dipaparkan Sujoko (63th) Ketua RW 04, Selasa (10/4), bangunan bergaya gotik tersebut adalah milik salah seorang warga. Dan sebutan gereja itu sendiri, lahir dari sebutan masyarakat sekitar. Sujoko memaparkan bangunan tersebut milik Thiethikhien dan sekeluarga. Thiethikhien merupakan warga keturunan Tionghoa. Rumah tersebut dibangun atas inisiatif kedua anak Thiethikhien yang baru saja menyelesaikan spesialis kesehatan di Belanda. Rumah tersebut mulai dibangun sekitar tahun 1980. “Yang bangun itu sejak tahun 80-an dan jadinya tahun 90-an, pastinya lupa saya, tapi yang jelas jauh sebelum pak Harto lengser sudah jadi. Saya ingat tahun 2000-an mulai kosong karena pemilik rumah meninggal” ulas Sujoko. Sepeninggal Thiethikhien, Ester Haryono (istri Thiethikhien) melanjutkan merawat rumah tersebut, dan di rumah itu pula ia mendirikan usaha batiknya yang berhasil diekspor ke luar negeri. Setelah Ester Haryono meninggal dilanjutkan oleh sang anak yang melanjutkan mengurus rumah, namun akhirnya meninggalkan rumah tersebut tanpa alasan yang jelas. Diduga anak Thiethikhien pindah ke daerah Sleman dan sudah jarang berkunjung ke rumah tersebut.

Di lain sisi karena keindahan gaya bangunan yang berbeda dari bangunan di sekitarnya, bangunan bernuansa gotik ini menarik kawula muda untuk ber-swafoto ria dengan latar belakang bangunan tersebut. Ramainya pengunjung, mengundang rasa berbisnis warga sekitar dalam memanfaatkan momen untuk membuka lahan parkir. Erhan Hardini (27th) mengatakan hal ini ia lakukan atas inisiatif sendiri, untuk tarif parkirnya seperti pada umumnya yaitu Rp 2000,-. Erhan mengaku bisa mengantongi Rp 70.000,- hingga Rp 90.000,- saat hari libur.

Tempat Parkir di Area Bekas Bangunan Toko Ban
Biaya Retribusi Parkir


“Kalau disini biasanya ramenya itu pas hari libur, kayak Sabtu, Minggu. Ramenya biasanya sore, mas. Dan kalau pendapatan sih alhamdulillah bisa dapet 70 ribu sampe 90 ribu. Kalau hari biasa paling Cuma 20 ribu sampe 30 ribu.” Ungkapnya.




Suasana Lokasi Bangunan Gotik
Bangunan Gotik Sayidan



Komentar

Postingan Populer